Google

Sunday, February 5, 2012

Alam Suwung dan Rasa Kasmaran

Memasuki alam suwung (kosong) adalah sebuah kenikmatan tersendiri yang akan berlanjut dengan rasa kasmaran untuk pencarian jati diri. Di alam suwung itu tidak ada suara, tidak ada siapa-siapa, tidak ada arah. Yang ada hanyalah keheningan yang mendalam. Boleh dikatakan dari alam suwung itulah kita semua berasal. Dan dari alam suwung itulah, seorang salik memulai sebuah pencarian. Pencarian untuk memahami dirinya sendiri sehingga nantinya akan dapat berjumpa dengan  GUSTI KANG MURBEHING DUMADI.

Untuk bisa memasuki alam suwung tersebut, seorang salik harus mencapai kondisi nol terlebih dulu. Seperti sudah dibahas sebelumnya, kondisi nol merupakan salah satu syarat untuk mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH (baca tulisan Agustus 2010). Mustahil seorang salik bisa mencapai alam suwung tanpa melewati kondisi nol.

Dalam kondisi nol, maka seseorang sudah dalam keadaan konsentrasi penuh. Dari situlah ia berangkat  mendaki untuk mencari siapa sebenarnya jati dirinya. Sebelum memahami jati dirinya, seseorang akan terlebih dulu memasuki sebuah alam yang disebut alam suwung.

Untuk menuju ke kondisi nol dan melanjutkan perjalanan ke alam suwung, banyak sekali godaan yang dihadapi. Godaan tersebut bermacam-macam seperti bau yang tidak tahu dari mana sumbernya, suara yang tidak tahu dari mana asalnya dan siapa yang ngomong. Hal itu sesuai dengan wejangan yang diberikan oleh KGPAA Mangkunegoro IV yang berbunyi:

Rasa nala kang sira sedya,
Semang-semang tan gawa padhang,
Piwulang tama ginulang,
Sinung nupiksi werdi kang nyata,
Tan bakal sisip susup ing surup.

Rupa-rupa rerupan kang kasat nètra,
Ana ganda tan tinanpa ing grana,
Ana swara tan tinampa ing karna,
Kekeranè alam suwung asepi,
Pirang-pirang wadi kang tan kawedènan,
Karana kasengker ing Widhi.

Wikanana kang anyata,
Anulada kang utama,
Makarti tami nugraha katampi,
Piwulang aji tinemu mesthi.


Jika semua godaan itu bisa teratasi, maka seseorang sudah bisa dikatakan dalam kondisi nol. Nah, dalam kondisi nol tersebut seorang salik akan merasakan kenikmatan dan ketentraman tersendiri. Rasa kasmaran akan timbul dalam benaknya dan ia harus mendaki lagi memasuki alam suwung sehingga bisa memahami jati diri dan hanya bisa pasrah serta mengharapkan anugerah dan tuntunan GUSTI ALLAH semata.

12 comments:

A A said...

salam bapak.

Perkenalkan Saya Arvi, berasal dari sumatra, saya baru saja bertemu dengan blog bpk ini, ini suatu hal yg menggembirakan bagi saya, krena slama ini saya ingin sekali mengetahui apa itu KEJAWEN..

Jujur slama 12 tahun saya tinggal di yogyakarta banyak hal yg membuat saya ingin mengetahui ttg budaya jawa, terutama KEJAWEN, namun niat itu belum terpenuhi dikarenakan saya harus kembali ke sumatra.

Walau saya bukan orang jawa, Tapi keinginan itu tetap slalu ada, apalagi istri saya juga orang asli YogYakarta, yg tentu sedikit banyak memberi dorongan pada saya dan saya berharap melalui blog ini bisa mengetahui banyak ttg KEJAWEN dan budaya jawa lainnya. Salam kenal dari saya buat bpk.

qsuwoengs said...

Terima kasih atas infonya ,dan semoga bermanfaat bagi diri saya pribadi dan mudah-mudahan bermanfaat juga bagi orang banyak,,perkenalkan saya yadimas saya sangat senang sekali membaca tulisan anda tank'k salam sukses buat anda,,,

Unknown said...

apakah itu roso sejati

andjar sudjono said...

Assalamu' alaikum Wrwb: Mohon maaf, walaupun ini posting lama tapi sangat menarik buat saya. Saya baru saja mendapat blog ini setelah searching sani sini tentang kejawen lewat mbah google. Saya ingin sekal bisa memasuki "alam suwung".

Apakah kalau mempraktekkan untuk belajar memasuki alam suwungharus dipandu atau didampingi oleh seorang guru? Kalau "ya" adakah moderator bisa memberitahu kepada siapa saya harus berguru? Kalau tidak perlu bagaimana tahapan-tahapannya? Atas tanggapannya saya sampaikan matur-nuwun sanget.

Wassalam,
Andjar Sudjono

Anonymous said...

semakin sedikit yg bisa dan semakin sulit untuk di temukan,yg sdh menemukan pun sangat susah untuk mem pelajari
orang orang ini selalu tertutup membaur seperti manusia biasa seandainya dia disamping kita pun blm tentu kita tau kalo dia sebenarnya bisa

Anonymous said...

semakin sedikit yg bisa dan semakin sulit untuk di temukan,yg sdh menemukan pun sangat susah untuk mem pelajari
orang orang ini selalu tertutup membaur seperti manusia biasa seandainya dia disamping kita pun blm tentu kita tau kalo dia sebenarnya bisa

Anonymous said...

Ass.Wr.Wb
Memang Suwung, sebuah langkah awal menuju mahrifat, sehingga sulit sekali mencapai langkah itu, banyak godaan, hati bersih, nafsu hilang, bahkan diri kita hilang, sirna, dari tidak ada menjadi ada, dari ada menjadi tidak ada, ini ajaran Semar kalau saya bisa katakan, banyak dari kita ingin mencapai kesana, tapi kenapa belum saya temukan seseorang yg bisa menjabarkannya, langkah demi langkah mencapai kesana. Bahkan poro sesepuh sesepuh kejawen belum berani memendarkan ilmu tersebut. Mungkin karena ke arah sana harus didampingi seorang yg sudah pernah mencapai kondisi SUWUNG. Sedikit ada persamaan dengan meditasi / yoga, namun suwung memerlukan pasarah total pada Tuhan yg maha esa, semua hal duniawi ditinggalkan, mengakui benar-benar ke esaan-NYa. Saya berharap bapak bisa memendarkan langkah demi langkah untuk mencapai SUWUNG, terimakasih banyak sebelumnya, maaf apabila ada kata2 saya yg menyinggung bapak.

Sembah sugnkem
SUWUNG

Anonymous said...

Terima kasih atas response dan penjelasannya, walaupun pada dasarnya masih belum menjawab secara tegas atas pertanyaan dan harapan saya diatas. Saya cukup menyadari bahwa ilmu padi itu memang demikian, tambah berisi tambah menunduk, sehingga sulit dideteksi keberadaan ilmu tersebut.

Namun demikian, dengan umur yang sudah mendekati kepala 6, rasanya saya tetap berharap bahwa suatu saat saya akan bertemu dengan seseorang yang bisa membimbing saya ke alam suwung tersebut.

Membaca cerita saja sudah sangat terasa "ngiler" untuk segera mendapatkan dan menikmatinya.

Semoga Allah berkenan membimbing saya menemukan hal ini.

Aamiin..aamiin...aamiin yaa Robbal Alamin

Anonymous said...

Terima kasih atas infonya ,dan semoga bermanfaat bagi diri saya pribadi dan orang lain......

Anonymous said...

saya pernah masuk ke 'atmosfir' dikatakan ruang juga bukan soalnya biarpun dipandang juga tak terbatas mata memandang, tidak merasakan atas bawah maupun arah. yg ada hanya putih tp tidak menyilaukan, tentrem, ayem rasanya.
pengen rasanya ke'situ' lagi.
saya merasakan kalau saya itu bukan apa-apa, hanya kuasa kebesaran Tuhan yg ada disekitar saya.

apakah itu alam 'suwung'?

susilo said...

Mbah. ...........damaruli.n tolong berikan penjelasan teentang serat wirit hidayat jati misalnya mengenai mistik islam kejawen raden ngabehi ronggowarsito...terima kasih

susilo said...

Alaam suwung adalah alAm kerohanian ........dimana seseorang memerlukN alam tersbt untuk menuju makrifT...
.............