Google

Friday, May 21, 2010

Tuhan Ada di Mana-Mana

Di tengah malam yang sunyi, saya kok tiba-tiba kepingin mendengarkan sebuah lagu. Tanpa disengaja, pilihan jatuh pada sebuah lagu dari artis Januari Christy. Semula beberapa lagu yang kudengar semuanya biasa-biasa saja. Tetapi ada satu lagu yang entah judulnya apa, tapi kira-kira judul lagu tersebut yaitu 'Tuhan Ada di Mana-Mana' sempat membuatku untuk merenung lebih jauh lagi.

Lagu itu terkesan sederhana, tetapi mampu menyentuh jiwa pendengarnya yang paling dalam dan menjadikan pendengar tersebut lebih berpikir tentang GUSTI ALLAH. Setidaknya, kita yang mendengar akan lebih introspeksi diri. Syair lagunya kurang lebih adalah sebagai berikut:


Tuhan Ada di Mana-Mana

Dalam nikmatnya hidup di dunia
Yang hanya sementara saja
Seringkali kita menjadi Lupa
Untuk mengingat Sang Pencipta
Bahkan untuk sebaris doa

Dan bila langkah terasa gontai
kehilangan arah tujuan
serta beban hidup bertambah sarat
baru kita mulai bertanya
baru kita mulai mencari

kuasa Tuhan selalu hadir
Disetiap ruang dan waktu
Dan bagi siapa yang tetap setia
Tuhan ada di dalam diri
Tuhan ada di dalam hati
Tuhan ada di mana-mana

kuasa Tuhan selalu hadir
Disetiap ruang dan waktu
Di kepahitan yang teramat dalam
di Kesukaan yang tertinggi

Tuhan ada di mana-mana
Tuhan ada di dalam langkah
Tuhan ada di dalam darah
Tuhan ada di dalam hati
Tuhan ada di mana-mana
Tuhan ada dan menyatu di dalam diri


Mudah-mudahan kita bisa lebih menggali keberadaan GUSTI ALLAH yang ada dalam diri kita masing-masing.(*)

Tuesday, May 11, 2010

Arti Nama Tokoh Punakawan

Pernahkah Anda nonton wayang kulit? Tentu banyak orang yang sudah pernah nonton wayang kulit ataupun wayang orang. Dalam pewayangan tersebut ada beraneka macam tokoh. Konon Sunan Kalijaga telah menciptakan wayang kulit tersebut untuk sarana dakwah, agar manusia senantiasa Eling marang GUSTI ALLAH.

Diantara tokoh-tokoh wayang kulit ada tokoh yang disebut Punakawan. Marilah kita simak, apakah arti dari punakawan itu dan arti dari nama-nama tokoh dalam punawakan itu.

Punakawan itu berasal dari kata-kata Puna dan Kawan. Puna berarti susah; sedangkan kawan berarti kanca, teman atau saudara. Jadi arti Punakawan itu juga bisa diterjemahkan teman/saudara di kala susah.

Ada penafsiran lain dari kata-kata Punakawan. Puna bisa juga disebut Pana yang berarti terang, sedangkan kawan berarti teman atau saudara. Jadi penafsiran lain dari arti kata Punakawan adalah teman atau saudara yang mengajak ke jalan yang terang.

Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan juga bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan.

Tokoh-tokoh Punakawan itupun namanya memiliki arti. Semar berasal dari kata Samara (bergegas), Nala Gareng berasal dari kata nala khairan (memperoleh kebaikan). Sedangkan Petruk berasal dari kata fat ruk (tinggalkanlah), sementara Bagong berasal dari kata al ba gho ya (perkara buruk).

Jadi jika digabungkan maka arti dari tokoh Semar, Nala Gareng, Petruk, Bagong itu memiliki arti 'bergegaslah memperoleh kebaikan, tinggalkanlah perkara buruk'.(*)

Makna Sejati Lepas Sandal Saat Masuk Masjid

Ada seorang teman bertanya, kenapa kalau seorang muslim masuk masjid selalu harus melepaskan sandal? Yang lainnya menjawab, sebab masjid itu suci sehingga sandal tidak boleh dipakai masuk ke dalam masjid. Jawaban tersebut ternyata tidak membuat si penanya tersebut merasa puas. Beraneka macam tanya berkecamuk dalam dadanya.

Ia kembali bertanya, Lha kalau kita beli sandal yang baru dari pasar dan masih belum dipakai, lalu sandal tersebut dipakai masuk ke masjid, boleh apa nggak? Yang lain pun tetap menjawab, tetap tidak boleh. Si penanya kembali melanjutkan rasa ingin tahunya. Ia kembali bertanya, alasannya apa kok tetap nggak boleh? Si penjawab pun tetap tidak mau kalah dan menjawab, karena masjid itu suci.

Si penanya kembali melanjutkan pertanyaan yang membuat hatinya gundah gulana. Ia mengatakan, okelah kalau begitu. Tapi sesuatu yang bisa mensucikan itu kan air. Kalau sandal tadi saya cuci dulu hingga bersih, bolehkah saya pakai masuk ke dalam masjid? Si penjawab dengan berang dengan mengatakan, nggak boleh! "Alasannya apa," tanya si penanya. Si penjawab kembali mengatakan, karena masjid itu suci.

Dari dialog dua orang tersebut kalau diteruskan tidak akan pernah ada akhirnya. Pasalnya, kedua orang si penanya dan si penjawab sama-sama merasa benar. Si penanya merasa benar karena tidak ada jawaban yang memuaskan hatinya, sementara si penjawab merasa benar karena memang masjid adalah tempat yang suci.

Kedua orang tersebut memang sama-sama benar. Si penanya juga benar, si penjawab pun juga benar. Tetapi yang lebih benar adalah bahwa dilepaskannya sandal di pelataran masjid dan tidak boleh dibawa masuk adalah merupakan simbol ajaran sejati. Ajaran sejati apakah itu?

GUSTI ALLAH itu adalah Maha Suci. Sebuah sandal adalah simbol dunia. Sandal itu tempatnya di kaki yang artinya, dunia itu seharusnya kita naiki/injak. Bukan malah terbalik, kita dinaiki/diinjak oleh dunia.

Memiliki sandal juga bisa berarti bahwa jika kita sudah berhasil memiliki harta dan tahta di dunia ini, maka tidak semestinya sandal tersebut kita pakai saat kita masuk masjid karena tujuan kita masuk masjid tentu saja untuk menyembah GUSTI ALLAH. GUSTI ALLAH itu Maha Kaya, maka meski kita punya harta yang banyak dan tahta yang tinggi, semua itu tidak ada artinya di mata GUSTI ALLAH.

Melepaskan sandal itu pun juga pernah dicontohkan oleh Kanjeng Rasul Muhammad SAW. Hal itu bisa dibaca dari ayat Al Qur'an, "...sesungguhnya kamu berada di Bukit Suci Thuwa, maka lepaskanlah kedua terompah mu... (QS)".

Kalau Kanjeng Rasul Muhammad SAW saja yang mempunyai derajad tinggi di mata GUSTI ALLAH diharuskan untuk melepas terompah (sandal), apalagi kita sebagai manusia biasa saat menghadap GUSTI ALLAH pun juga harus melepaskan sandal kita.(*)