Google

Monday, October 22, 2018

Jadi Bodoh di Depan GUSTI ALLAH

KEBERADAAN dunia ini dibagi menjadi 2. Yaitu alam dunia tempat kita hidup saat ini dan alam spiritual, tempat kita menggapai Kawruh untuk bisa menghadap dan menyembah Sang Pencipta. 

Simbol kehidupan di alam dunia adalah segitiga. Mengapa demikian, coba lihat sebuah segitiga. Segitiga dimulai dari bentuk bawah yang lebar kemudian semakin lama ke atas kian menyempit. Apa hubungannya antara segitiga dengan kehidupan dunia?

Dalam hal ilmu, bagian bawah segitiga yang cenderung lebar merupakan simbol dari ilmu dunia. Contoh, jika kita mempelajari ilmu marketing, maka ada beberapa ilmu tentang marketing yang harus dipelajari, seperti ilmu mempelajari produk yang akan dijual, mengetahui pangsa pasar yang menjadi target pemasaran produk tersebut, mempelajari kelebihan dan kekurangan dari produk yang akan dijual, mempelajari tehnik marketing untuk menjual produk tersebut dan lain sebagainya.

Artinya, untuk bisa menguasai ilmu marketing yang merupakan ilmu dunia itu, maka banyak hal yang perlu kita pelajari karena kita semula tidak memahaminya, ibarat bagian bawah segitiga yang lebar. Tetapi setelah kita memahami dan menguasai ilmu tentang marketing, maka bisa diibaratkan kita sudah berada di pucuk atas dari segitiga. Kalau kita sudah berada di pucuk atas segitiga, maka kita sudah menjadi ahli dan pakar dalam bidang marketing.

Kawruh di Alam Spiritual

Berbeda dengan ilmu nyata di alam dunia, alam spiritual bak segitiga terbalik. Untuk mengetahui Kawruh di alam spiritual, maka kita memulainya dari titik yang berada di bawah. Semakin lama ke atas, maka akan semakin melebar. Artinya, Kawruh spiritual yang kita pelajari akan semakin luas. Dan kita tidak akan bisa disebut semakin pintar dalam hal spiritual. Semakin ke atas, maka kita akan semakin bodoh.

Artinya, jika kita berniat untuk mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH, maka kita tidak bisa disebut pintar. Semakin dekat pada GUSTI ALLAH maka manusia akan semakin merasa bodoh dan tak bisa apa-apa. Semakin mendekat pada GUSTI ALLAH, maka manusia tidak memiliki kesaktian apa-apa. Kembali menjadi manusia yang bodoh dan hanya mengandalkan anugerah dan perlindungan dari GUSTI ALLAH.(*)


RAHAYU SAGUNG DUMADI

No comments: