Ajaran Syekh Siti Jenar memang hingga kini menimbulkan kontroversi. Apalagi ketika sang Syekh berbicara tentang hidup dan mati. Menurut Siti Jenar, kehidupan manusia di dunia ini disebut berada di alam kematian. Sementara, jika manusia itu mati, justru disebut-sebut telah memasuki awal kehidupan yang hakiki dan abadi.
Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam diri manusia, yaitu di dalam budi. Pendapat tersebut disyiarkan oleh Siti Jenar secara terbuka dan gamblang. Pemahaman inilah yang kurang bisa dimengerti para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan Syekh Siti Jenar.
Dalam tataran ilmu, pemahaman yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar itu sudah memasuki tahap hakekat atau bahkan makrifat. Tidak mengherankan jika, pemahaman tentang ketuhanan yang dimilikinya akhirnya dicap dengan kata sesat.
Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar menganggap bahwa agama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah pada zat yang maha kuasa dengan caranya sendiri-sendiri. Bahkan masing-masing agama itu menyebut asma GUSTI ALLAH dengan nama yang berbeda-beda, demikian pula dengan ajaran dan tatacaranya.
Bahkan Syekh Siti juga mengajarkan bahwa dalam manembah pada GUSTI ALLAH, seseorang hendaknya melakukannya dengan ikhlas. Artinya, ketika seseorang melakukan sembahyang ataupun sholat dengan mengharapkan surga, pahala atau kemudahan untuk rezeki, maka belum bisa disebut sebagai ikhlas.
Ajaran Manembah
Dalam ajaran manembahnya, Syekh Siti Jenar tidak pernah menganggap dirinya sebagai GUSTI ALLAH. Orang cenderung banyak salah persepsi tentang konsep Manunggaling Kawula-GUSTI. Sebenarnya, Manunggaling Kawula-GUSTI itu adalah bahwa dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh GUSTI ALLAH sesuai dengan ayat Al Qur'an yang menerangkan penciptaan manusia.
Ayat tersebut berbunyi: "Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)")>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi.
'Mabuk' pada GUSTI ALLAH
Dalam manembah secara ikhlas dan konsentrasi yang tinggi, sering manusia mengalami 'mabuk' pada GUSTI ALLAH. Dalam agama Islam, peristiwa itu disebut juga Zadhab atau kegilaan yang berlebihan terhadap GUSTI ALLAH.
Mereka belajar tentang bagaimana GUSTI ALLAH bekerja, sehingga ketika keinginannya sudah lebur dengan kehendak GUSTI ALLAH, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah.... disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya GUSTI ALLAH yang berkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud GUSTI ALLAH terhadap Hamba ini.... dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidak ada GURU yang Mursyid, maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan GUSTI ALLAH untuk manusia.
Pasalnya, hamba ini akan gampang terpengaruh setan. Semakin tinggi tingkat keimanannya, maka semakin tinggi juga setan menjerumuskannya.
Hamamayu Hayuning Bawana
Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
Tolong kasih q informasi lebih banyak tentang SITI JENAR artikel, buku2, almt2 situs dll. TAPI, q lbih tertarik perjuangan sayikh siti jenar dengan kondisi sosial wkt zamanya.., kmaren waktu kabib (he2) agus sunyoto ke cirebon q belum puas, pengen beli bukunya yang tebelnya 6jild baru mampu bli sampe jilid 2, maklum q mhsswa serabutan... Jadi tolong bgt kirimin q infrmsi ya.. Email q syifacaye@gmail.com. Makaci sanget kula aturaken.
yg pasti kita jangan melawan alam,memang benar ajaran itu tergantung dari manusianya itu sandiri,alam kecil itu adalah diri manusia itu sendiri. dayuputro@gmail.com
sejak dulu di daerah asalku lahir ajaran syeh siti jenar sudah menjadi dasar dalam setiap istighosah mingguan, namun tidak pernah mengaku GUSTI ALLAH,, dan terbukti orang2 didaerah asalku semuanya hidup dengan keharmonisan damai adn makmur serta orang2nya sangat toleransi.
Syeh siti jenar adalah Pendeta suci Hindu yg mempelajari ingin mengetahui islam karena seperti gembar-gembornya Ilmu rahasia di Quran bagus dan baik ternyata bagi Beliau biasa saja. bagi Beliau yg tingkat spiritualnya keTuhanannya sebagai seorang Pendeta, apa yg ada di Veda jauh melampaui ajaran Islam, hingga Beliau mngenalkan ajaran manunggaling kawulo lan Gusti yg tak lain adalah ajaran Hindu Moksartam jagadhita, Kejawen adalah bukan berasal dari agama hindu, tapi agama hindu yang berkembang di jawa mendapatkan pengaruh dari ajaran kejawen.
ada akumulasi dan sinkretisme antara filsafat asli jawa - kejawen (animisme dinamisme), yang kemudian berinteraksi dengan agama hindu dan buddha ketika kedatangan org2 dari india, jauh sebelum islam. dalam perkembangannya, kejawen, jawa, dan hindu menjadi tiga kata yang tidak terpisahkan. ketiganya saling mempengaruhi dan dipengaruhi, bahkan sampai sekarang.kejawen adalah agama orang2 jawa, yang kebetulan dipengaruhi dan mempengaruhi hinduisme di nusantara
secara umum Hindu di Bali mengambil Dvaita Vedanta, sedangkan Kejawen (yang berakar Hindu)banyak mengambil Advaita Vedanta. Secara umum Hindu di Bali lebih menonjol upakara-nya (bhakti yoga), sedangkan Kejawen (yang berakar Hindu) lebih menonjol tattwa-nya (jnana yoga) atau laku tapa-nya (raja yoga) atau kesadaran diri/ bagaimanapun juga bali yg mewarisi kejawen terbukti dari lontar silsilah orang2 Bali, pura leluhur keturunan arya2 atau ksatria, brahmana di bali kawitan/leluhur orang bali yg di tempatkan berkuasa di bali oleh satu garis keturunan Majapahit.
@balicank=kurang lebih berarti hindu bali kulitnya, hindu jawa isinya,suksema
Assalamu'alaikum.wr.wb..
mohon maaf admin saya ijin ikut nimbrung dan sekaligus memetik kandungan tulisan-tulisanya...tks.
Post a Comment