Google

Tuesday, October 2, 2012

Memahami Tataran Panembah Ala Kejawen

Sama halnya tataran ilmu yang ada di agama Islam, Kejawen pun juga memiliki tataran panembah. Dalam agama Islam dikenal tataran ilmu seperti syariat, thoriqot, hakekat dan makrifat. Lha bagaimana tataran panembah dalam Kejawen?

Setidaknya kita bisa melihat dari bait-bait serat Wedhatama yang dikarang oleh Sri Mangkunegowo. Dari bait-bait itu, kita bisa belajar tataran syariat itu bisa menyehatkan badan. Dengan badan yang sehat maka dimaksudkan akan mendapatkan ketentraman dan ketenangan hati.

Panembah yang lebih tinggi lagi adalah sembah kalbu. Dengan melakukan sembah kalbu, maka kita akan diberi anugerah oleh GUSTI ALLAH untuk memahami siapa yang mengasuh diri kita mulai sedulur papat hingga guru sejati. 

Panembah kalbu itu tidak perlu berwudhu seperti halnya sembah syariat. Bersucinya adalah dengan hati yang tulus dan ikhlas tanpa 'itung-itungan' dengan GUSTI ALLAH. Artinya tidak lagi memperhitungkan berapa pahala yang akan kita dapatkan... 

* Lire sarengat iku
kena uga ingaran laku
dhingin ajeg kapindone ataberi
pakolehe putraningsun
Nyenyeger badan mrih kaot
Sesungguhnya syariat itu
dapat disebut lelaku, yang bersifat ajeg dan tekun
Anakku, hasil syariat adalah dapat menyegarkan badan
agar lebih baik

* Wong seger badanipun
Otot daging kulit balung sungsum
Tumrah ing rah memarah
Antenging ati
Antenging ati nunungku
Angruwat ruweding batos

Badan, otot, daging, kulit dan tulang sungsumnya menjadi segar,
mempengaruhi darah, membuat tenang di hati.
ketenangan hati membantu
membersihkan kekusutan batin.

*Mangkono mungguh ingsun
Ananging ta sarehne asnafun
Beda beda panduk mandhuming dumadi
Sayekti nora jumbuh
Tekad kang padha linakon

Begitulah menurutku!
Tetapi orang itu berbeda-beda,
Beda pula garis nasib dari Tuhan.
Sebenarnya tidak cocok
Tekad yang pada dijalankan itu

* Nanging ta paksa tutur
Rehne tuwa tuwase mung catur
Bok lumuntur lantaraning reh utami
Sing sapa temen tinemu
Nugraha geming kaprabon
Namun terpaksa memberi nasehat
Karena sudah tua kewajibannya hanya memberi petuah
Siapa tahu dapat lestari menjadi pedoman tingkah laku utama
Barang siapa bersungguh-sungguh
akan mendapatkan anugrah kemuliaan dan kehormatan

* Samengko sembah kalbu
Yen lumintu uga dadi laku
Laku agung kang kagungan Narapati
Patitis tetesing kawruh
Meruhi marang kang momong
Nantinya, sembah kalbu itu
jika berkesinambungan juga menjadi olah spiritual
Olah (spiritual tingkat tinggi yang dimiliki Raja.
Tujuan ajaran ilmu ini; untuk memahami yang mengasuh diri (guru sejati/pancer)

* Sucine tanpa banyu
Mung nyunyuda mring hardaning kalbu
Pambukane tata titi ngati-ati
Atetep telaten atul
Tuladan marang waspaos
Bersucinya tidak menggunakan air
Hanya menahan nafsu di hati
Dimulai dari perilaku yang tertata, teliti dan hati-hati (eling dan waspada)
Teguh, sabar dan tekun,
Semua menjadi watak dasar, Teladan bagi sikap waspada.

* Mring jatining pandulu
Panduk ing ndon dedalan satuhu
Lamun lugu legutaning reh maligi
Lageane tumalawung
Wenganing alam kinaot

Dalam penglihatan yang sejati,
Menggapai sasaran dengan tatacara yang benar
Biarpun sederhana tatalakunya dibutuhkan konsentrasi
Sampai terbiasa mendengar suara sayup-sayup dalam keheningan
Itulah, terbukanya 'alam lain'

* Yen wus kambah kadyeku
Sarat sareh saniskareng laku
Kalakone saka eneng ening eling
Ilanging rasa tumlawung
Kono adiling Hyang Manon
Bila telah mencapai seperti itu,
Syaratnya sabar segala tingkah laku
Berhasilnya dengan cara
Membangun kesadaran, mengheningkan cipta,
pusatkan pikiran kepada energi Tuhan
Dengan hilangnya rasa sayup-sayup, disitulah keadilan Tuhan terjadi. (jiwa memasuki alam ghaib rahasia Tuhan).

* Gagare ngunggar kayun
Tan kayungyun mring ayuning kayun
Bangsa anggit yen ginigit nora dadi
Marma den awas den emut
Mring pamurunging kalakon

Gugurnya jika menuruti kemauan jasad (nafsu)
Tidak suka dengan indahnya kehendak rasa sejati,
Jika merasakan keinginan yang tidak-tidak akan gagal.
Maka awas dan ingatlah
Dengan yang membuat gagal tujuan.(*)

4 comments:

seno said...

kulonuwun mbah..ndherek tepang ..

Kitab Kejawen said...

Baru saja saya berkunjung ke salah seoarang sesepuh kejawen , saya di beri buku bahsa jawa , isinya tentang kematian, sayangnya saya tidak bisa mengartikan pak

masboko said...

Maturnuwun
Berwudhu itu jika konsisten menuju ke kesucian sejati, jadi selain suci wadag,juga suci hatinya, tulus. Memaknai doa yang diucapkan menjalankan perintah melalui firmannya...
Yang menulis serat wedhtama adalah sorang mukmin da mukhsin ...!!

masboko said...

Maturnuwun
Berwudhu itu jika konsisten menuju ke kesucian sejati, jadi selain suci wadag,juga suci hatinya, tulus. Memaknai doa yang diucapkan menjalankan perintah melalui firmannya...
Yang menulis serat wedhtama adalah sorang mukmin da mukhsin ...!!