Google

Saturday, April 3, 2010

Belajarlah Nawa


Siapa sih manusia yang tidak ingin punya duit banyak, rumah bak istana, sederet mobil mewah tersedia dan lain-lainnya yang bersifat sukacita. Tapi adakah manusia yang punya keinginan untuk hidup tidak punya duit, rumah sempit, kemana-mana selalu jalan kaki karena tidak ada kendaraan dan lain-lain yang bersifat sedih? Tentu kalau disuruh memilih, tidak akan ada orang yang ingin hidup susah di dunia ini. Semuanya ingin hidup senang.

Perlu kita ketahui, bahwa dunia ini diciptakan GUSTI ALLAH berpasang-pasangan. Ada senang, ada susah. Ada baik, ada buruk. Ada kaya, ada miskin. Jika kita renungkan, pasangan-pasangan yang ada di dunia ini sebenarnya hakekatnya satu. Semuanya berasal dari GUSTI ALLAH.

Kalau manusia itu mau hidup senang, maka suatu saat ketika mengalami hidup susah, ia pun harus mau. Kalau kita sekarang banyak duit, maka suatu saat ketika kita tidak punya duit, maka kita harus legowo dan ikhlas menerima. Karena semua itu hakekatnya berasal dari satu.

Itulah gunanya kita belajar untuk nawa (nowo, dalam bahasa Jawanya). Arti dari Nawa sebenarnya adalah tidak begitu mempedulikan sesuatu yang terjadi . Boleh dikatakan nawa itu seperti cuek, tetapi bukan cuek pada orang lain, namun cuek pada keadaan.

Ketika kita punya duit, janganlah terlalu bergembira, karena dibalik itu kita bakal tidak punya duit. Ketika kita bergembira, janganlah terlalu sukacita, karena sebentar lagi kita akan mengalami kesedihan. Lha bagaimana cara yang benar untuk nawa?

Cara yang benar adalah kita menganggap semua hal yang terjadi pada diri kita itu adalah sesuatu yang biasa saja. Punya duit ya biasa, tidak terlalu senang. Tidak punya duit ya biasa, tidak terlalu sedih. Hidup mewah ya biasa, tidak terlalu gembira, hidup susah ya biasa, tidak terlalu bersedih. Kita terima dengan ikhlas apa yang terjadi.

Mengapa kita harus ikhlas? Karena GUSTI ALLAH senantiasa menguji ketakwaan kita. GUSTI ALLAH sangat cinta akan umatnya yang ikhlas dan berserah diri. Ketika kita bergelimang dengan duit, maka kita merasa bersyukur karena diberi kenikmatan, tetapi ketika kita tidak punya sepeser pun duit, kita pun harus merasa bersyukur karena kita masih diberi kesehatan dan panjang umur.

Rasakanlah, jika kita bisa nawa atau setidaknya belajar nawa, maka dunia ini akan indah. Kita bisa menikmati indahnya dunia tanpa menggerutu meskipun kita tidak punya duit.(*)

11 comments:

sUduT hATi said...

sangat pas dengan dawuh suci di dalam AlQuran ;..,agar kalian tidak terlalu gembira atas apa yg dikaruniakan kepada kalian dan tidak terlalu sedih atas apa yang luput dari harapan kalian,..

jadi kejawen itu tidk bertentangan dengan agama apapun? apa begitu ?

kejawen said...

Kejawen adalah faham dan ilmu. Tetapi bukan hanya ilmu klenik seperti yang banyak didengar orang, tetapi juga ilmu mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH. Kalau dalam agama Islam, ilmu untuk lebih mendekat pada GUSTI ALLAH disebut dengan ilmu tasawuf. Kita tidak bisa ngomong ini atau itu bertentangan dengan agama apapun, kalau kita hanya melihat 'kulitnya' tetapi tidak faham 'isinya'.

sUduT hATi said...

itulah yang saya masih bingung,antara kejawen dan klenik.banyak orang menyangka sama.estunmipun sami punapa benten?
kepada siapa kalau misalnya saya ingin belajar kejawen?

kejawen said...

Yang perlu kita ketahui, di dunia ini ada 3 macam ilmu. Yaitu, Ilmu katon, ilmu karang dan ilmu klenik. Ilmu katon itu adalah ilmu yang nyata seperti contoh ilmu membuat bangunan. Ilmu karang itu adalah ilmu yang harus dikarang dulu baru bisa diketahui, contoh matematika dimana simbol tambah, kurang dan sama dengan itu dikarang terlebih dulu, baru orang tahu...
Selanjutnya adalah Ilmu Klenik. Ilmu klenik adalah ilmu yang berhubungan dengan hal-hal yang ghaib. Ketika kita berhubungan dengan GUSTI ALLAH itu juga merupakan ilmu klenik.

Kalau Anda ingin belajar mengenai ilmu kejawen...carilah orang-orang yang paham, ataupun orang laku. Dari situlah Anda akan bisa belajar mengenal diri Anda sendiri dulu, baru kenal Guru Sejati Anda.

kejawen said...

Yang perlu kita ketahui, di dunia ini ada 3 macam ilmu. Yaitu, Ilmu katon, ilmu karang dan ilmu klenik. Ilmu katon itu adalah ilmu yang nyata seperti contoh ilmu membuat bangunan. Ilmu karang itu adalah ilmu yang harus dikarang dulu baru bisa diketahui, contoh matematika dimana simbol tambah, kurang dan sama dengan itu dikarang terlebih dulu, baru orang tahu...
Selanjutnya adalah Ilmu Klenik. Ilmu klenik adalah ilmu yang berhubungan dengan hal-hal yang ghaib. Ketika kita berhubungan dengan GUSTI ALLAH itu juga merupakan ilmu klenik.

Kalau Anda ingin belajar mengenai ilmu kejawen...carilah orang-orang yang paham, ataupun orang laku. Dari situlah Anda akan bisa belajar mengenal diri Anda sendiri dulu, baru kenal Guru Sejati Anda.

sUduT hATi said...

itulah masalahnya bapak,...
mencari orang yg menekuni ilmu kejawen tak semudah yg saya bayangkan.beda dengan -misalnya- mencari orang yg ahli komputer,matematika atau bahasa inggris yg sangat mudah kita temukan.
karena beliau2 yg suka lelaku kejawen biasanya tak suka dengan publikasi.kalau dukun sih banyak yg beriklan di koran atau majalah dan itu juga sering disamakan dengan kejawen. kados pundi bapak?
misalnya di sekitar solo,ada nggak orang yg bapak maksudkan itu? mohon referensinya.

kejawen said...

Mohon maaf, pak....saya tidak punya referensi siapa orang yang paham kejawen di sekitar Solo. Bapak bisa tanya ke warga di sekitar bapak....siapa yang paham. Insyaallah ada pak.

Eko said...

semoga kita semua bisa belajar nawa

amin

GUS HAR said...

Kejawen sudah ada di jawa bersamaan dg nenek-moyang orang Jawa. Menurut sejarah nenek-moyang orang Jawa adalah keturunan Nabi Ibrahim (Batara Brahma), kalau memang demikian, maka kejawen adalah agama Tauhid yg diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Cuma spt apa kejawen yg seperti diajarkan oleh Nabi Ibraim, perlu mencari ahlinya...

Unknown said...

Derek nyeplos nas........Jawa yo jawi,jawa yo tanah ibu pertiwi, kejawen adalah mannusia pertama yang menempati jawa yang mampunyai pengertian/kepercayaan yang lang dan bisa berdialok dengan Gusti allah yang saat sekarang sering dikenal dengan kejawen yang bisa dibuktikan bukan bayangan seperti kepercayaan yang lain,tinggalane wong sing kawitan ra keno ditinggalake.........matur nuwun

Unknown said...

Sayang genersi muda sekarang lebih nengutamakan ilmu keduniawian...sehingga rusak moral dan tatakrama keTauhidanya...