"Belajarlah Mati sebelum kematian itu datang". Kata-kata itu sepertinya hanya sebuah kata iseng yang diucapkan. Tetapi jika kita telaah dan pahami secara rinci, kata-kata itu mengandung makna yang sangat dalam dan sarat ilmu.
Belajar mati disini bukanlah dalam artian kita harus bunuh diri untuk bisa mengecap sebuah kematian. Tetapi arti kata belajar mati di sini adalah mematikan segala bentuk hawa nafsu untuk bisa bertemu dengan Sang Khaliq.
Orang yang beragama Islam juga memiliki kata-kata seperti itu yakni "Sholatlah kamu sebelum kamu disholati orang lain". Artinya, bagi orang yang beragama Islam harus menjalankan sholat yang sejati. Bukan sholat yang hanya sekedar "gugur kewajiban" saja. Tetapi sholat disini adalah mengenal, menghadap, menyembah Allah. Dengan sholat, kita bisa mengenali Allah. Dengan Sholat kita bisa berbicara dan berkomunikasi dengan Allah. Seusai sholat, kita akan bisa merasakan kenikmatan dalam berkomunikasi dengan Allah.
Kembali pada pokok bahasan belajar mati. Dalam hal ini, belajar mati adalah berdiam diri (meditasi/samadhi) dengan mematikan hawa nafsu, pancaindera dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nafsu. Semata-mata yang bergerak adalah hati dan rasa. Rasa sejati dengan bimbingan dari Gusti ALLAH lewat Guru Sejati. Dengan samadhi/meditasi, maka seseorang bisa mematikan diri sendiri dan berkontemplasi, konsentrasi menghadap khusuk pada Gusti ALLAH.
Dengan samadhi/meditasi, kita meninggalkan dunia ini untuk sementara waktu dan memasuki alam lain yakni alam jabarut, malakut hingga alam ilahiah. Dengan memasuki berbagai alam ini kita akan bisa melihat kebesaran dari Gusti ALLAH akan semua makhluk ciptaannya. Jika hal itu sering kita lakukan, maka sewaktu-waktu jika kita dipanggil oleh Gusti ALLAH (meninggal dunia), kita sudah siap.
Mengetuk Pintu Gusti ALLAH
Tidak ada bedanya tatakrama ketika kita bertamu dengan ketika kita menghadap pada Gusti ALLAH. Kalau kita bertamu ke rumah rekan atau sahabat, tentunya harus mengetuk pintu terlebih dulu sebelum siempunya rumah keluar. Demikian pula ketika hendak menghadap pada Gusti ALLAH. Kita harus mengetuk pintuNYA.
Mengetuk pintuNYA itu tidak dalam artian yang sebenarnya. Tetapi dalam artian meminta ijinNYA untuk bisa masuk ke alamnya. Manusia tidak akan bisa masuk dengan sendirinya tanpa mengetuk pintu Gusti ALLAH itu. Cara mengetuk pintu tersebut adalah dengan doa yang disebut dengan doa kunci.
Doa tersebut hendaknya dibaca tujuh kali dengan menahan napas setiap kali membacanya. Doa tersebut berbunyi:
Gusti Ingkang Moho Suci
Kulo Nyuwun Pangapuro Dhumateng Gusti Ingkang Moho Suci
Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah
Kulo Sejatining Satrio Nyuwun Panguoso
Kulo Nyuwun Kanggo Tumindhake Satrio Sejati
Kulo Nyuwun Kanggo Anyirnakake Tumindak Ingkang Luput.
Dengan mengetuk pintu Gusti ALLAH tersebut, maka kita sudah bisa melanglang buana milik ALLAH yang tidak semua orang bisa memasukinya. Tentu saja, semua itu atas izin dari Gusti ALLAH sendiri sebagai pemilik alam semesta. Mudah-mudahan artikel tersebut dapat berguna. Rahayu...Rahayu....Rahayu....
Belajar mati disini bukanlah dalam artian kita harus bunuh diri untuk bisa mengecap sebuah kematian. Tetapi arti kata belajar mati di sini adalah mematikan segala bentuk hawa nafsu untuk bisa bertemu dengan Sang Khaliq.
Orang yang beragama Islam juga memiliki kata-kata seperti itu yakni "Sholatlah kamu sebelum kamu disholati orang lain". Artinya, bagi orang yang beragama Islam harus menjalankan sholat yang sejati. Bukan sholat yang hanya sekedar "gugur kewajiban" saja. Tetapi sholat disini adalah mengenal, menghadap, menyembah Allah. Dengan sholat, kita bisa mengenali Allah. Dengan Sholat kita bisa berbicara dan berkomunikasi dengan Allah. Seusai sholat, kita akan bisa merasakan kenikmatan dalam berkomunikasi dengan Allah.
Kembali pada pokok bahasan belajar mati. Dalam hal ini, belajar mati adalah berdiam diri (meditasi/samadhi) dengan mematikan hawa nafsu, pancaindera dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nafsu. Semata-mata yang bergerak adalah hati dan rasa. Rasa sejati dengan bimbingan dari Gusti ALLAH lewat Guru Sejati. Dengan samadhi/meditasi, maka seseorang bisa mematikan diri sendiri dan berkontemplasi, konsentrasi menghadap khusuk pada Gusti ALLAH.
Dengan samadhi/meditasi, kita meninggalkan dunia ini untuk sementara waktu dan memasuki alam lain yakni alam jabarut, malakut hingga alam ilahiah. Dengan memasuki berbagai alam ini kita akan bisa melihat kebesaran dari Gusti ALLAH akan semua makhluk ciptaannya. Jika hal itu sering kita lakukan, maka sewaktu-waktu jika kita dipanggil oleh Gusti ALLAH (meninggal dunia), kita sudah siap.
Mengetuk Pintu Gusti ALLAH
Tidak ada bedanya tatakrama ketika kita bertamu dengan ketika kita menghadap pada Gusti ALLAH. Kalau kita bertamu ke rumah rekan atau sahabat, tentunya harus mengetuk pintu terlebih dulu sebelum siempunya rumah keluar. Demikian pula ketika hendak menghadap pada Gusti ALLAH. Kita harus mengetuk pintuNYA.
Mengetuk pintuNYA itu tidak dalam artian yang sebenarnya. Tetapi dalam artian meminta ijinNYA untuk bisa masuk ke alamnya. Manusia tidak akan bisa masuk dengan sendirinya tanpa mengetuk pintu Gusti ALLAH itu. Cara mengetuk pintu tersebut adalah dengan doa yang disebut dengan doa kunci.
Doa tersebut hendaknya dibaca tujuh kali dengan menahan napas setiap kali membacanya. Doa tersebut berbunyi:
Gusti Ingkang Moho Suci
Kulo Nyuwun Pangapuro Dhumateng Gusti Ingkang Moho Suci
Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah
Kulo Sejatining Satrio Nyuwun Panguoso
Kulo Nyuwun Kanggo Tumindhake Satrio Sejati
Kulo Nyuwun Kanggo Anyirnakake Tumindak Ingkang Luput.
Dengan mengetuk pintu Gusti ALLAH tersebut, maka kita sudah bisa melanglang buana milik ALLAH yang tidak semua orang bisa memasukinya. Tentu saja, semua itu atas izin dari Gusti ALLAH sendiri sebagai pemilik alam semesta. Mudah-mudahan artikel tersebut dapat berguna. Rahayu...Rahayu....Rahayu....