Tentu saja secara medis orang yang kurang tidur akan mengalami gangguan dalam tekanan darahnya. Tekanan darah atau yang lebih dikenal dengan sebutan tensi, akan menurun. Orang yang kurang tidur cenderung akan memiliki tensi yang rendah.
Oleh karena itu, tidur normal manusia adalah 8 jam. Jika kurang dari 8 jam dalam tidurnya, secara medis maka manusia cenderung akan mudah pusing dan menderita vertigo.
Namun dalam ajaran Kawruh Kejawen, manusia pelaku spiritual dianjurkan untuk lebih mengurangi tidur. Kenapa harus mengurangi tidur? Karena ketika malam hari, GUSTI ALLAH senantiasa memberikan berkahnya pada insan yang masih terjaga dan selalu memperbesar tirakatnya.
Dari ajaran Kawruh Kejawen, setidaknya hal itu dinyatakan dalam tembang berjudul "Ojo Turu Sore Kaki". Dari tembang tersebut disebutkan hakekat rahasia dari mengurangi tidur.
Tembang "Ojo Turu Sore Kaki" itu berbunyi:
Ojo Turu Sore Kaki
(Jangan Tidur Terlalu Sore Saudara)
Ana Dewa Nganglang Jagad
(Ada Dewa/malaikat yang Melanglang Buana)
Nyangking Bokor Kencanane
(Membawa Sebuah Wadah/Tempat Kencana)
Isine Donga Tetulak
(Yang Isinya Doa Menolak Mara Bahaya)
Sandang Kelawan Pangan
(Doa cukup Sandang Pangan)
Yaiku bagianipun
(Yaitu bagian dari)
wong melek sabar narimo
(orang yang gemar melek dan sabar bersyukur)
Nah, dari tembang tersebut kita dapat belajar bahwa orang yang mengurangi tidur dengan maksud tirakat akan mendapatkan berkah dari GUSTI ALLAH dibandingkan orang yang tidur ketika masih sore hingga pagi hari. Paling tidak berkah itu adalah kesehatan. Bahkan di beberapa agama pun juga diajarkan pada manusia untuk sering terjaga di malam hari dan melakukan ibadah pada GUSTI ALLAH. Contohnya, pada Islam mengenal ibadah tahajud yang harus dilakukan setelah tidur terlebih dulu.(*)