Kata Samadhi, meditasi, kontemplasi, manekung, tafakur, sembahyang atau apapun namanya adalah upaya manusia untuk mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH. Banyak cara untuk bisa mendekatkan diri. Tiap manusia mempunyai cara tersendiri untuk bisa mendekat pada GUSTI ALLAH Kang Murbehing Dumadi.
Tetapi untuk bisa mendekat pada GUSTI ALLAH tidaklah semudah menjentikkan jari. Karena pasti banyak gangguan untuk bisa konsentrasi dengan khusyuk guna mendekatkan pada GUSTI ALLAH itu. Untuk bisa meraih kekhusyukan itu, seseorang perlu untuk belajar samadhi, meditasi, kontemplasi, manekung, sholat, sembahyang atau apapun namanya.
Ada seorang kawan yang mengatakan,"Meneng tanpo mikir iku nyatane angel. (Diam tanpa berpikir itu ternyata sulit)." Dan kenyataannya memang begitu. Berdiam diri justru malah memunculkan banyak pikiran. Tidak percaya?
Cobalah Anda berdiam diri untuk berkonsentrasi pada GUSTI ALLAH. Meskipun sulit, Anda harus mencobanya karena tidak ada jalan lain untuk mendekat pada GUSTI ALLAH selain berdiam diri yang biasa disebut orang dengan istilah samadhi, meditasi, kontemplasi, manekung, tafakur, sembahyang atau apapun namanya.
Kesulitan itu akan dialami orang yang baru belajar berdiam diri. Ketika kita berdiam diri, justru banyak suara-suara dalam batin kita yang terdengar. Suara-suara itu nyatanya berniat menggagalkan upaya kita mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH. Biasanya suara-suara dalam diri itu rata-rata berkisar tentang keduniaan.
Contohnya, jika kita pelajar, ketika kita duduk dan berdiam diri, maka suara-suara yang terdengar seperti "Sudahkan kamu mengerjakan tugas sekolah?", "Kamu belum membayar SPP lho", "PR mu sulit lho...kamu kok duduk berdiam diri", dan lain-lain dimana suara-suara tersebut berniat mengganggu konsentrasi kita.
Kalau Anda pedagang, maka suara-suara yang muncul misalnya seperti "Kamu sudah pesan barang?", "Sudah kamu pikirkan harga barang yang kamu jual?", "Stok barangmu habis lho" dan lain-lainnya. Semakin tinggi golongan ekonomi seseorang, maka suara-suara penggoda itu akan semakin banyak.
Nah, siapakah suara-suara yang menggoda upaya kita untuk berdiam diri mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH itu? Suara-suara itu tidak lain adalah hawa nafsu kita sendiri. Itulah sebenarnya setan yang berupaya menggagalkan meditasi kita. Dengan berbagai pertanyaan yang muncul, otomatis konsentrasi kita akan buyar dan kita tidak akan khusyuk lagi.
Bagi yang beragama Islam, saat beribadah haji, kita mengenal salah satu ritual yang disebut lempar jumroh. Ritual lempar jumroh itu sebenarnya adalah simbol perlawanan kita terhadap setan. Apakah dengan melempar jumroh berarti kita sudah menang lawan setan? Belum. Perang antara kita dan setan itu terus akan berlangsung selamanya. Justru setan yang harus diperangi adalah setan dalam diri kita sendiri yang senantiasa mengganggu sholat, meditasi, samadhi, kontemplasi, sembahyang, tafakur kita.
Thursday, April 26, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)