Google

Monday, June 10, 2013

Belajar Kehidupan dari Senjata Trisula Weda

Istilah Trisula Weda adalah istilah yang dipopulerkan oleh Prabu Jayabaya. Selain dikenal sebagai sebuah senjata bermata tiga, Trisula juga mempunyai makna yang sangat besar sebagai 'senjata' ampuh dalam menghadapi kehidupan.

Baiklah, mari kita kupas arti kata Trisula Weda itu sendiri. Trisula memiliki arti senjata bermata tiga (yang dikenal merupakan senjata Dewa). Trisula juga bisa diartikan sebagai tiga kekuatan yang menyatu dalam kehidupan ini. Kekuatan apa saja itu? Kekuatan tersebut adalah kekuatan matahari, laut, serta keseimbangan alam.

Weda adalah bahasa Sankrit atau Sansekerta. Arti kata Weda sendiri adalah ilmu pengetahuan. Secara etimologi, kata Weda berakar dari bahasa Sansekerta "Vid" yang artinya "mengetahui".

Apa saja sifat yang bisa diambil dari "senjata" Trisula Weda itu? Sesuai dengan tiga mata pada senjata Trisula, maka ketiga sifat yang perlu untuk dilakukan adalah

1. Jejeg
2. Jujur
3. Adil

1. Jejeg. Jejeg memiliki arti berdiri tegak (memiliki pendirian yang kuat). Tidak goyah sedikitpun meski diiming-imingi sesuatu. Jejeg yang dimaksud disini adalah berani mengatakan yang benar itu adalah benar, yang salah adalah salah. Jika seseorang sudah memiliki sifat Jejeg dalam hidupnya, maka ia tidak akan mudah terombang-ambing dalam arus godaan kehidupan

2. Jujur. Mungkin sudah banyak yang mengetahui arti kata jujur. Jujur memiliki arti tidak pernah berbohong dan selalu mengatakan yang sebenarnya meskipun itu pahit.

3. Adil. Meskipun Adil yang sejati hanya milik GUSTI ALLAH, namun manusia di dunia ini juga mempunyai sifat adil meski tidak absolut. Adil yang dimaksud adalah tidak membela atau menyukai pihak-pihak tertentu. Semuanya sama.

Nah, sifat Adil dalam pengertian Trisula Weda itu juga bisa berarti bener (benar) dan Wicaksono (Bijaksana). Artinya, Adil, benar dan bijaksana adalah satu rangkaian agar manusia bisa menjadi adil se-adil adilnya. Jika kita ingin memiliki sifat adil, tidak akan pernah bisa jika kita mengesampingkan benar dan bijaksana.(*)